Sabtu, 31 Maret 2012

Rencanakan Keuangan Anda

Menurut Majalah Swa Sembada, berdasarkan survei Perencanaan Keuangan:
"80% Eksekutif Terancam Miskin di Hari Tua"
Perilaku mereka sangat konsumtif, besar pasak dari pada tiang dan bergaya hidup yang sangat boros; investasinya kacau dan tak siap di hari tua.
Ah jangan-jangan anda juga demikian.
Bagaimana tetap kaya pada saat pensiun dan tidak bekerja lagi?


Sebenarnya solusinya sederhana saja dan tidak terlalu rumit. Menurut para ahli Perencana Keuangan, gaji dan/atau penghasilan yang kita terima tidak boleh dihabiskan 100% untuk konsumsi apalagi sampai ngutang bisa bahaya. Minimal 30% dari penghasilan itu harus disisihkan seberapapun kecilnya penghasilan kita. Kita harus menahan diri dan bergaya hidup dengan 70% dari penghasilan kita.

Tiga puluh persen dari penghasilan tersebut WAJIB disisihkan paling tidak untuk 3 sektor:
1. proteksi atau perlindungan,
2. tabungan emergency untuk kebutuhan mendadak, dan
3. investasi untuk kebutuhan masa depan.

Proteksi atau perlindungan merupakan pengeluaran yang paling mendasar dalam perencanaan keuangan keluarga. Tetapi celakanya hal ini justru yang paling disepelekan serta dinomorterakhirkan setelah belanja untuk kebutuhan lain selesai. Mengapa perlindungan atau asuransi ini merupakan hal yang mendasar, karena resiko terjadinya sakit, kecelakaan dan meninggal dunia merupakan hal yang tidak bisa diprediksi/diramalkan. Semua bisa terjadi secara tiba-tiba dan membutuhkan penanganan dan biaya yang cepat (dan bahkan jumlahnya bisa besar sekali) dan tidak bisa ditunda. Istilah teman-teman suka ngomong: "Hidup tidak pernah sesuai dengan pesanan kita". Makanya pengeluaran ini harus dinomorsatukan untuk melindungi resiko yang mungkin (seperti sakit kritis, kecelakaan) dan pasti terjadi (meninggal dunia - hanya waktunya saja yang kita tidak tahu). Dari proteksi/perlindungan/asuransi ini diharapkan bila pencari nafkah yang utama sakit kritis/meninggal dunia, keuangan keluarga tidak terlalu terganggu atau minimal tetap dapat hidup dengan life style yang tidak jauh berbeda dengan sebelumnya.

Dengan adanya tabungan emergency kalau sewaktu-waktu ada kebutuhan yang mendadak, apa itu mungkin ada saudara yang datang, undangan pernikahan teman/saudara, atau yang lainnya, kita tetap punya uang tunai untuk memenuhinya tanpa gali lubang tutup lubang. Alangkah nikmatnya hidup.

Dari hasil investasi yang kita lakukan dari sekarang, kita dapat merencanakan kebutuhan-kebutuhan di masa yang akan datang. Mungkin kita merencanakan untuk punya mobil 5 tahun lagi, berangkat haji, punya uang muka untuk rumah atau bahkan kita punya cukup uang tunai untuk masa pensiun nanti sehingga sudah tidak perlu bekerja lagi. Sudah terlalu banyak saya saksikan para karyawan yang “terpaksa” bekerja lagi setelah masa pensiun karena tidak pernah merencanakan keuangannya untuk masa pensiun.
Ada satu kawan saya pada waktu saya sampaikan hal ini nyeletuk setengah gak percaya: “Memangnya sesederhana itu?” Ya betul saya katakan memang se-simple itu. Tetapi ternyata prakteknya tidak sesederhana dan segampang yang dikatakan. Hal ini butuh komitmen dan disiplin yang tinggi. Karena di luaran banyak sekali “godaan-godaan” yang kadang-kdang membuat kita ngiler dan pengin membelanjakan uang yang sudah kita tabung sekian lama. Televisi, kemudahan membuat kartu kredit, kredit barang-barang konsumtif dengan uang muka ringan bahkan tanpa uang muka dan cicilan yang ‘sangat ringan’ telah banyak membuyarkan perencanaan keuangan banyak orang.
Sebenarnya ada cara yang lebih mudah dan sederhana untuk membuat komitmen dan disiplin itu. Cara-cara itu nanti akan saya sampaikan di tulisan berikutnya.

1 komentar:

  1. Kak Yaqin, ilustrasi PRUlink Assurance Account sudah aku kirim via pos berikut penjelasan dan form SPAJ-nya. Kalau ada yang kurang jelas mohon kontak aku. Beritanya kutunggu.

    Salam hormat,
    Ainy M. Rahma

    BalasHapus